Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu Bali.
Masyarakat Hindu Bali memiliki ritual dalam memperlakukan leluhur atau sanak saudara yang telah meninggal. Mereka menyelenggarakan upacara kremasi yang disebut Ngaben, yaitu ritual pembakaran mayat sebagai simbol penyucian roh orang yang meninggal.
Asal kata ngaben ada tiga pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari kata beya yang artinya bekal, ada yang merunutkan dari kata ngabu atau menjadi abu, dan mengaitkan dengan kata ngaben yaitu penyucian dengan menggunakan api. Dalam agama Hindu, dewa pencipta atau Dewa Brahma juga dikenal sebagai dewa api. Oleh sebab itu, Upacara Ngaben dapat dilihat sebagai membakar kotoran berupa jasad kasar yang melekat pada roh (disebut pralina atau meleburkan jasad), dan mengembalikan roh kepada Sang Pencipta.
Ritual Ngaben diselenggarakan secara meriah bersama ratusan hingga ribuan orang yang terdiri dari saudara maupun penduduk setempat.
upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali ini , dilakukan khususnya oleh yang beragama Hindu, dimana Hindu adalah agama mayoritas di Pulau Seribu Pura ini. Di dalam Panca Yadnya, upacara ini termasuk dalam Pitra Yadnya, yaitu upacara yang ditujukan untuk roh lelulur. Makna upacara Ngaben pada intinya adalah untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang sudah meninggal) ke tempat asalnya. Seorang Pedanda mengatakan manusia memiliki Bayu, Sabda, Idep, dan setelah meninggal Bayu, Sabda, Idep itu dikembalikan ke Brahma, Wisnu, Siwa.
Upacara Ngaben biasanya dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam sekali upacara ini biasanya menghabiskan dana 15 juta s/d 20 juta rupiah. Upacara ini biasanya dilakukan dengan semarak, tidak ada isak tangis, karena di Bali ada suatu keyakinan bahwa kita tidak boleh menangisi orang yang telah meninggal karena itu dapat menghambat perjalanan sang arwah menuju tempatnya.
Hari pelaksanaan Ngaben ditentukan dengan mencari hari baik yang biasanya ditentukan oleh Pedanda. Beberapa hari sebelum upacara Ngaben dilaksanakan keluarga dibantu oleh masyarakat akan membuat “Bade dan Lembu” yang sangat megah terbuat dari kayu, kertas warna-warni dan bahan lainnya. “Bade dan Lembu” ini merupakan tempat mayat yang akan dilaksanakan Ngaben.
Pagi hari ketika upacara ini dilaksanakan, keluarga dan sanak saudara serta masyarakat akan berkumpul mempersiapkan upacara. Mayat akan dibersihkan atau yang biasa disebut “Nyiramin” oleh masyarakat dan keluarga, “Nyiramin” ini dipimpin oleh orang yang dianggap paling tua didalam masyarakat. Setelah itu mayat akan dipakaikan pakaian adat Bali seperti layaknya orang yang masih hidup. Sebelum acara puncak dilaksanakan, seluruh keluarga akan memberikan penghormatan terakhir dan memberikan doa semoga arwah yang diupacarai memperoleh tempat yang baik. Setelah semuanya siap, maka mayat akan ditempatkan di “Bade” untuk diusung beramai-ramai ke kuburan tempat upacara Ngaben, diiringi dengan “gamelan”, “kidung suci”, dan diikuti seluruh keluarga dan masyarakat, di depan “Bade” terdapat kain putih yang panjang yang bermakna sebagai pembuka jalan sang arwah menuju tempat asalnya. Di setiap pertigaan atau perempatan maka “Bade” akan diputar sebanyak 3 kali. Sesampainya di kuburan, upacara Ngaben dilaksanakan dengan meletakkan mayat di “Lembu” yang telah disiapkan diawali dengan upacara-upacara lainnya dan doa mantra dari Ida Pedanda, kemudian “Lembu” dibakar sampai menjadi Abu. Abu ini kemudian dibuang ke Laut atau sungai yang dianggap suci.
Setelah upacara ini, keluarga dapat tenang mendoakan leluhur dari tempat suci dan pura masing-masing. Inilah yang menyebabkan ikatan keluarga di Bali sangat kuat, karena mereka selalu ingat dan menghormati lelulur dan juga orang tuanya. Terdapat kepercayaan bahwa roh leluhur yang mengalami reinkarnasi akan kembali dalam lingkaran keluarga lagi, jadi biasanya seorang cucu merupakan reinkarnasi dari orang tuanya.:):)
Categories:
PERAYAAN BALI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.
Popular Posts
-
Upacara Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu Bali. Masyarakat Hindu Bali memiliki ritual dalam memperlakukan l...
-
Ogoh-Ogoh Salah satu keunikan dibali pada saat pengerupukan ( sehari sebelum puncak hari raya nyepi ) adalah, pawai ogoh ogo...
-
Di penghujung tahun 2010, siswa SMAN Madani Palu kembali mengukir prestasi baik bidang akademik maupun non akademik. Empat even yang di...
-
Patung Rangda. Ratu para Leak. Leak adalah penyihir jahat.Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di s...
-
Cara Mendekati cewek Yang baik : 1.Dekati dulu teman2yang ada disekitar cewek yang kita suka karena teman2 nya menjadi salah satu fakt...
-
Dilihat dari bentuknya keliatannya ga berbahaya. tapi setelah baca ini agan pasti bakalan takut kalo ketemu ni binatang. Binatang ...
-
Pesawat siluman ( bahasa Inggris : stealth aircraft ) atau disebut pesawat amat senyap [1] adalah pesawat yang dirancang untuk menyerap d...
-
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran...
-
Desa Truyan, Bali Untuk mencapai Desa Trunyan, kita akan terlebih dahulu melewati obyek wisata penelokan. Dari ibu kota propinsi Bali a...
-
Hampir semua wanita ingin tampil cantik, bahkan tidak hanya wanita, tetapi kaum pria-pun senang melihat pasangannya terlihat segar dan canti...
Blog Archive
Category List
- PERAYAAN BALI (3)
- rahasiaku (3)
- Smadani (5)
- SURGA BALI (2)
0 Responses "prosesi Tradisi Pemakaman ngaben di Bali"
Posting Komentar